Template Information

Home » » Memburu Merapi Tanpa Awan

Memburu Merapi Tanpa Awan

Melihat Merapi dari Kali Tengah saat sedang tak berbaju awan putih
Siang yang mendung di Jogja. Bahkan saat itu masih terasa kelam karena sejak dini hari, di hari Rabu (7/4) lalu, tanah dengan masyarakatnya yang kini bangkit dari keterpurukuan sejak gempa itu diguyur curahan air dari langit tiada jeda.
Usai tes wawancara untuk masuk kuliah Pascasarjana UGM, saya sempat ditawari oleh sahabat saya Andik untuk melihat Merapi. Namun saya menyangsikan, “Apa yakin bisa lihat puncaknya?!” celutuk saya demi melihat awan yang masih bergelayut tebal di sana- sini.
Tapi karena tidak tahu harus mengisi waktu dengan cara apa, saya pun akhirnya meminta untuk benar-benar diajak melihat seperti apa Merapi yang sesungguhnya dari jarak dekat.
Andik lalu mengajak saya menuju sebuah daerah bernama Kali Tengah. Benar saja, ketika sampai di sana, saya hanya bisa melihat Merapi yang separuh tubuhnya terselimuti gumpalan tebal berwarna putih.
Merapi saat tersapu awan gelap
Menurut kawan saya tersebut, di tempat itu terdapat bunker atau tempat untuk berlindung dari wedhus gembel serta sebuah gua peninggalan Jepang. Dan masih menurut kawan saya, dulunya, di bunker itu pernah memakan korban ketika ada dua orang relawan yang mencoba berlindung dari wedhus gembel dengan masuk ke dalam bunker, akan tetapi justru terkubur oleh muntahan Merapi.
Bunker tempat berlindung dari wedhus gembel
Karena tangan saya gatal dan kangen dengan fotografi, maka objek seadanyalah yang coba saya cari di sana untuk bahan foto. Misalnya, potret tentang sepasang lelaki dan wanita tua yang mencoba memecah tiga gelondong kayu besar untuk memudahkan mereka saat membawanya. Atau, sebuah batu besar yang berdiri tanggung di batas antara pijakan atas dan bagian bawah dari kali.
Batu yang enggan beranjak turun
Ketika berniat beranjak dari Merapi, entah mengapa, sekilas saat saya berpaling kembali mencoba menatap puncak dari gunung tersebut, kali itu saya justru bisa melihat puncak merapi yang nampak mulai bersih dari sapuan awan tebal.
Awan yang mulai pergi meninggalkan puncak Merapi
Momen yang tidak akan saya lewatkan! Apalagi saat itu Andik menyemangati saya untuk segera mengabadikan momen yang katanya langka dan bisa jadi sebentar lagi, sang Merapi kembali akan mengenakan selimut putih dari awan. Sampai-sampai waktu itu, saya terpeleset kerikil-kerikil kecil yang saya salah pijak.
Cuaca tak cerah dari langit justru makin berkebalikan ketika saya dan kawan saya menuruni Merapi untuk pulang ke rumah. Sepanjang jalan, saat saya sesekali melirik ke puncak Merapi yang saya tinggalkan, gunung yang masih aktif itu justru nampak makin terlihat cerah dan bersih dari awan putih.
Hingga tibalah saya di sebuah jembatan dari bendungan Kali Kuning. Di tempat itu, Sang Merapi justru telah siap berpose cantik menunggu saya untuk mengabadikan keanggunannya.
Cantiknya Merapi dari Bendungan Kali Kuning
Foto-foto lain dari Merapi dan sekitarnya yang sempat saya ambil:
Batu sendiri
Sendiri dan tak ingin beranjak
The Hercules, ketika kawan saya Andik menjadi model untuk berpose mendorong batu yang besar
Kali Tengah, tempat merapi menyalurkan muntahannya

sumber: http://ikapunyaberita.wordpress.com/2010/04/12/memburu-merapi-tanpa-awan/

Written by : Your Name - Describe about you

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Etiam id libero non erat fermentum varius eget at elit. Suspendisse vel mattis diam. Ut sed dui in lectus hendrerit interdum nec ac neque. Praesent a metus eget augue lacinia accumsan ullamcorper sit amet tellus.

Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar...?

Trending Template

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...