Template Information

Home » » Kisah Di Balik Penerimaan CPNS (1)

Kisah Di Balik Penerimaan CPNS (1)

Kisah Di Balik Penerimaan CPNS (1)

Ini kisah nyata dan bukan rahasia umum. Terjadi di Papua dan dikumpulkan dari berbagai sumber. Bahwa, dibalik penerimaan-penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil, ternyata menyimpan segudang cerita yang menarik diikuti. Terutama kasus sogok menyogok antara peserta testing dengan pejabat daerah. Dan bila dihitung-hitung, ada pejabat yang sudah menabung miliaran rupiah hasil sogokan.

Di Jayapura seorang teman bercerita. Dia sudah mengikuti tes 7 kali tapi tidak pernah lolos-lolos. Tetangganya yang baru datang dari Nabire, sekali tes langsung lolos.

Suatu saat, pace satu yang bernama Yonas ini bertemu tetangganya itu di tempat jual pinang, dekat perempatan.

“Sobat, ko pu nasib bagus. Saya ini dari dulu ikut tes tapi tara pernah lolos”, ujar Yonas.

Temannya yang baru lulus itu menjawab: “Ah ko bodoh. Sekarang itu tidak ada yang gratis. Sa juga ikut testing tiga kali tapi tara pernah lolos-lolos. Makanya waktu sa ke Nabire, teman saya di sana bilang, kamu harus bayar paling kurang Rp. 50.000.000 kepada panitia penerimaan. Tetap lolos”, ujar Yorfem.

“O begitu eh?”, sahut Yonas sambil garuk-garuk testa.

Suatu hari Yonas dengar ada pemborongan di Perumnas IV Waena. Ia masuk di sana dan hasil borongan dia dapat dua puluh juta. Dia pikir, “Ah sepuluh juta ini sa simpan supaya pada saat penerimaan pegawai sa ketemu kepala dinas supaya sa bayar dan sa diterima menjadi PNS”.

Booo…. Pace ko tinggal santé saja. Satu kali begini ada pengumuman penerimaan CPNS di seluruh tanah Papua. Pace Yonas langsung siapkan barang-barang menuju Nabire. Dia pikir, lebih baik saya ikut tes di Nabire, alasannya di sana tidak seketat di Jayapura.

Sesampai di Nabire, dia tanya-tanya dia pu famili, kira-kira ada yang kenal pejabat yang biasa terima sogokan. Kebetulan orang yang dia tanya ini waktu tes pernah sogok seorang pejabat Rp 65 juta jadi dia suruh Yonas ketemu orang itu saja. Yonas pun make up dan berangkat menemui pejabat dimaksud. Sesampai di kantor Yonas pun cerita kedatangannya dari Jayapura untuk ikut tes. Tapi sambil cerita-cerita Yonas pun serahkan sebuah amblop yang tertulis, “Rp. 10 juta, mohon bapak terima saya menjadi pegawai”.

“Ado anak”, begitu jawab pejabat tadi. “Nanti Tuhan Yesus marah. Kita sekarang ini tidak bisa terima-terima amplop seperti begitu. Ade ikut tes saja, siapa tau Tuhan Yesus kasih berkat sama ko”, Yonas pun kecewa dan pulang.

Sampe di rumah, Yonas pikir-pikir. Ah ini mungkin karena saya tulis Rp 10 juta jadi paitua tara terima. Besoknya Yonas ganti amplop - tapi dikulit dia tulis Rp 75 juta, mohon Bapak terima saya menjadi pegawai negeri sipil. Trus dalam amplop itu dia kasih masuk potongan-potongan kertas ditambah sepucuk surat bertuliskan “Bapak kalau pulang, sebelum tidur bapak baca injil Lukas 3:13-15”.

Besok pagi Yonas ko brangkat ke kantornya pejabat BKD. Dia pun mulai bercerita berupaya menarik perhatian. Tidak lama kemudian Yonas pun serahkan amplop yang ukurannya agak besar dari yang kemarin. Pace pejabat pun matanya melotot ke arah tulisan Rp 75 juta rupiah. Boo pace yang tadinya agak suram, mukanya langsung cerah ceriah. “Ado anak, amplop ini sa terima tapi kami panitia banyak orang jadi tara tau ee? Apalagi Bapak Bupati juga punya daftar sendiri yang kami tidak bisa lawan. Jadi ade, sekarang ko pulang nanti besok pagi bawa datang foto copy kartu tes. Nanti tetap Bapak upayakan supaya ade lolos jadi pegawai. Tetap Tuhan Yesus berkati ade ya”, ujar pejabat tadi sambil cepat-cepat kasih masuk amplop tadi di lacinya. Yonas pun pulang.

Besok pagi, sesuai janji paitua kemarin, Yonas pun berangkat ke kantor ketemu pejabat kemarin sambil membawa foto copian nomor tes. Eh, tunggu punya tunggu pejabat kemarin tidak masuk-masuk. Yonas dia tanya-tanya ke staf di situ. Ada seorang staf yang bilang, tadi mobilnya parkir di depan tapi kembali lagi, mungkin ke kantor Bupati. Yonas tetap tunggu. Tetapi waktu dia duduk di samping meja. Ada mba satu yang beberapa kali terima telepon. Mba itu dalam dialognya berkata: “Ia bapak, ia bapak, orangnya pendek-pendek itu ka? Ah dia masih ada di sini. Oh ia bapak nanti saya laporkan terus”. Rupanya pejabat itu cek-cek Yonas lewat stafnya itu. Yonas tetap saja di kantor sampeeee pulang.

Besok pagi Yonas tetap kembali ke kantor. Telepon, sms lancar terus dengan mba kemaren. Yonas sudah tau tapi santé-sante saja. Dalam hati Yonas piker, “Ko tobat sudah”. Waktu dia duduk-duduk di situ, tidak sedikit orang yang datang mau ketemu pejabat tersebut, tapi karena tidak di tempat, ada yang pulang dan ada yang tunggu-tunggu. Ada seorang tamu di situ rupanya asal Toraja, Yonas coba dekati. Kebetulan Toraja satu ini bawa tas besar. Setelah baku tanya, kenalan dan lain-lain Yonas pun bercerita tentang kedatangannya dari Jayapura sampai di terakhir serahkan amplop kosong berisi ayat suci.

“Okey kalau begitu, sebentar kita dua ketemu sama-sama. Supaya kita lihat paitua dia punya reaksi”, ajak Om Toraja tadi.

“Ah jangan begitu. Lebih baik nanti kamu ketemu sendiri, nanti kamu cerita apa yang terjadi”, ujar Yonas sambil menyampaikan lebih baik dirinya keluar tunggu dari jarak jauh.

Kebetulan Toraja satu ini bawa Rp. 120.000.000. Tidak lama setelah Yonas keluar, mobil pun parkir dan Paitua ko keluar. Om Toraja pun menyusul masuk ruangan. “Sobat kamu bawa apa tu”, tanya pejabat kepada Om Toraja.

Tanpa pikir panjang,Toraja pun keluarkan dana dua bendel di atasnya Rp 120 juta. “Ini dana apa ini”, tanya pejabat agak kaget. “Ah bapak saya mau ikut tes jadi mohon Bapak terima saya menjadi pegawai negeri sipil”, ujarnya dengan nada pelan dan singkat.

Pejabat tadi segera perintahkan sekprinya untuk cepat pergi foto copy surat-surat, dengan maksud supaya sekprinya tidak lihat proses persogokan. Pejabat tadipun tanpa pikir panjang langsung amankan dana itu dan langsung minta nomor tes. Persis pada saat minta nomor tes, Yonas ko serobot masuk, serentak pula Paitua menganga melihat Yonas kemarin yang kasih amplop kosong berisi ayat suci.

“Iyo sudah. Mana Yonas ko punya nomor tes”, tanya pejabat tadi kepada Yonas minta nomor tesnya. Yonas langsung bicara: “Bapak kalau tes sekarang ini Bapak tidak terima, maka saya akan umumkan lewat media massa dan ajukan Bapak di meja pengadilan supaya Bapak dipenjarakan atas kasus suap penerimaan CPNS”. Paitua langsung keringat biji jagung. “Yo yo sudah-sudah. Kamu dua tetap sa akan upayakan jadi, yang penting kamu dua rahasiakan. Oke?”, jawab pejabat sambil mengajak deal atas pernyataannya.

Alhasil, tunggu punya tunggu Yonas dan Om Toraja diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil. Yonas lolos dengan amplop kosong berisi ayat suci, sedangkan Om Toraja lolos dengan Rp 120.000.000.- Keduanya sekarang kerja di salah satu kantor di Nabire. (pilemon)

sumber : http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=16669

Written by : Your Name - Describe about you

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Etiam id libero non erat fermentum varius eget at elit. Suspendisse vel mattis diam. Ut sed dui in lectus hendrerit interdum nec ac neque. Praesent a metus eget augue lacinia accumsan ullamcorper sit amet tellus.

Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar...?

Trending Template

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...